ARTICLE AD BOX
KincaiMedia, JAKARTA -- Dikisahkan, pada suatu hari Imam Hanafi beriktikad pergi mengunjungi salah seorang kerabatnya dengan meninggalkan salah satu rekanannya di toko. Dan sebelum berangkat, Imam Hanafi memberi tahunya bahwa salah satu baju sutra nan dijualnya punya abnormal nan tidak kelihatan.
Karenanya, dia kudu memberitahukannya kepada orang nan bakal membelinya.
Saat pulang, Imam Hanafi tak memandang baju itu.
"Di mana baju sutra nan abnormal tadi?"
"Di beli seorang laki-laki dari Negeri Syam."
"Kamu memberitahukan cacatnya?"
"Tidak!"
Imam Hanafi pun mencari laki-laki syam tersebut selama sepekan penuh untuk memberitahukan cacatanya dan mengembalikan separuh duit nan telah diberikannya. Namun sayang, dia tidak menemukannya.
Imam Hanafi pun menyedekahkan seluruh duit nan diperoleh dari penjualan baju sutra itu. Dan, Imam Hanafi memutus hubungan kerja dengan rekanannya itu.
Untuk diketahui, sebelum belajar kepada ulama, Imam Hanafi adalah seorang pedagang lantaran ayahnya seorang pedagang. Dan, dia tetap menjalani profesinya ini seumur hidupnya.
Profesi pedagang ini membuatnya mahir membikin kaidah-kaidah fikih nan mengenai dengan perdagangan berasas dalil-dalil kepercayaan nan kuat. Abu Bakas Ash Shiddiq RA adalh teladan Imam Hanafi dalam berdagang, bergaul, bertakwa, dan mencari untung nan halal.
Imam Hanafi lahir pada tahun 80 Hijriyah (H) bertepatan dengan 699 Masehi (M) di sebuah kota berjulukan Kufah. Sejatinya, nama Imam Hanafi adalah Nu'man bin Tsabit bin Marzaban Al-Farisi nan bergelar Al-Imam Al-A'zham.
Saat tetap kecil, Imam Hanafi biasa ikut rombongan pedagang minyak dan kain sutra. Bahkan, dia mempunyai toko untuk berbisnis kain.
Dalam perjalanan waktu, Imam Hanafi nan dikenal sebagai orang nan haus bakal pengetahuan pengetahuan, khususnya dalam pengetahuan agama, menjadi seorang mahir dalam bagian pengetahuan fikih dan menguasai bebagai bagian pengetahuan kepercayaan lain, seperti pengetahuan tauhid, pengetahuan kalam, pengetahuan hadis, serta pengetahuan kesusasteraan dan hikmah. Tak sebatas menguasai banyak ilmu, dia juga dikenal dapat menyelesaikan masalah-masalah sosial keagamaan nan rumit.
sumber : Syekh Abdul Aziz Asy Syinawi / Biografi Empat Imam Mazhab