ARTICLE AD BOX
KincaiMedia, JAKARTA— Khadijah adalah istri Rasulullah SAW pertama nan menemani perjuangan dalam suka dan duka. Termasuk ketika masa awal penerimaan wahyu.
Terdapat satu ucapan nan disampaikan Khadijah untuk Rasulullah SAW. Kalimat tersebut menjadi obat penenang bagi Rasulullah SAW, sebagai berikut:
"كلا...والله لا يُخزيك الله أبدًا... إنك لَتَصِلُ الرَّحِمَ، وتصدُق الحديث، وتحمِل الكَلَّ، وتَكْسِب المعدوم، وتَقري الضيف، وتُعين على نوائب الحق
“Tidak...Demi Allah, Anda tidak bakal pernah dihinakan oleh Allah...Engkaulah nan mengikat tali silaturahmi, jujur, menanggung beban, memberi nafkah kepada orang nan membutuhkan, menolong tamu, dan membantu mereka nan membutuhkan."
Jika ditelusuri sirah para perempuan-perempuan dalam sejarah Islam, tak ada kata-kata seorang wanita nan lebih kuat dari kalimat ini. Kata-kata itu adalah kata-kata kekal nan berakar dalam sejarah seperti gunung nan kokoh, dan tidak ada seorang pun nan mendengarnya nan dapat melupakannya.
Kata-kata itu adalah kata-kata kefasihan, kekuatan, ketegasan, dan penegasan nan memukau logika dan menyihir pikiran. Kata-kata terhebat nan diucapkan seorang wanita kepada suaminya, dan setiap orang nan melewatinya dan berdiri di hadapannya dengan penuh perenungan, maka hatinya bakal menyanyi lantaran pengaruh kata-kata itu.
Bayangkan ketika Nabi Muhammad SAW tercinta turun dari Gua Hira, gemetar, kakinya tidak bisa membawanya, langkah kakinya dipercepat oleh beratnya apa nan telah terjadi padanya dan bersamanya malaikat terbesar di surga, mengejar nafasnya, dan gemetar mengguncang sisinya, tapi kemana beliau bakal pergi? Kepada siapa beliau bakal mengadu?
Ke mana beliau bakal berlindung? Kepada siapa beliau bakal menceritakan kisah tekanan malaikat di dalam gua? Siapa nan bakal memahami perasaannya dan menuangkan kesejukan di dalam perapian hatinya? Tidak ada seorang pun di bumi ini selain Khadijah!
Nabi SAW tiba di rumah dan disambut oleh Khadijah, beliau masuk ke dalam rumah dan berkata, "Selimuti saya dengan kain dan selimuti saya dengan kain itu."
Yakni Beliau meminta perihal itu untuk menghilangkan kegentarannya, lantaran beliau memandang apa nan ditakutkannya, maka Khadijah menyelimuti beliau hingga tidak lagi merasa takut.