ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Kehamilan adalah momen spesial, penuh kebahagiaan, tapi juga butuh ekstra perhatian, terutama soal kesehatan. Salah satu perihal nan kudu diwaspadai adalah Listeriosis. Penyakit ini jarang didengar, tapi bisa berakibat serius, lho, terutama buat janin.
Apa itu listeriosis?
Listeriosis adalah jangkitan nan disebabkan oleh kuman berjulukan Listeria monocytogenes. Bakteri ini bisa masuk ke tubuh kita lewat makanan namalain minuman nan terkontaminasi. Nah, buat Bunda nan sedang hamil, akibat terkena listeriosis lebih tinggi lantaran sistem imun kita sedang bekerja keras untuk melindungi Si Kecil.
Dilansir dari The Bump, listeriosis umumnya dikenal sebagai 'keracunan makanan' namalain 'sakit perut' selama kehamilan (dengan indikasi seperti mual, muntah, namalain diare). Bakteri Listeria ditemukan di tanah, air, dan limbah, tetapi kuman ini juga dapat mencemari makanan. Jadi jika Bunda menyantap sesuatu nan terkontaminasi listeria, Bunda dapat terkena listeriosis.
Namun, kuman listeria dapat dibunuh dengan pemanasan dan pasteurisasi, sehingga listeriosis biasanya mengenai dengan mengonsumsi daging namalain sayuran mentah, produk susu mentah namalain tidak dipasteurisasi, namalain makanan olahan (seperti hot dog dan daging olahan) nan terkontaminasi setelah dimasak di akomodasi pengolahan makanan.
Listeriosis selama kehamilan
Listeriosis dapat membikin orang merasa sakit, tetapi jarang menyebabkan masalah kesehatan nan serius. Namun, Bunda nan sedang mengandung punya akibat 10 kali lebih besar terkena listeriosis dibandingkan orang lain. Hal ini lantaran sistem imun tubuh saat mengandung bekerja lebih keras untuk melindungi Bunda dan bayi.
Jika terkena listeriosis, infeksinya bisa menyebar ke janin melalui plasenta. Bayi dari ibu nan menderita listeriosis selama kehamilan juga berisiko terinfeksi listeria. Selain itu, penyakit ini dapat meningkatkan akibat keguguran, lahir mati, dan kelahiran prematur lho Bunda.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), ada sekitar 1.600 kasus listeriosis di Amerika Serikat setiap tahun. Namun, hanya sekitar satu dari tujuh kasus namalain sekitar 200 kasus per tahun nan terjadi pada wanita hamil, dari nyaris 4 juta kehamilan.
“Anda lebih mungkin keluar rumah dan terpeleset di atas es di tangga depan rumah Anda di musim dingin daripada tertular listeria,” kata Kelly Kasper, MD, master kandungan dan pembimbing besar klinis di Sekolah Kedokteran Universitas Indiana.
Jika bumil menderita listeriosis
Bunda, mengetahui indikasi listeriosis pada kehamilan itu penting, lantaran meskipun jangkitan ini jarang, dampaknya bisa sangat serius, baik untuk ibu maupun bayi. Gejalanya bisa sangat mirip dengan jangkitan ringan lainnya, seperti flu, sehingga seringkali susah dikenali tanpa pemeriksaan medis.
“Gejala jangkitan listeria sangat mirip dengan pilek namalain flu ringan. Gejala nan paling umum adalah demam. Anda mungkin juga mengalami nyeri otot namalain sakit tenggorokan. Beberapa orang juga mengalami diare,” ” kata Kasper.
Karena gejalanya sangat tidak spesifik, mustahil untuk mengetahui apakah Anda menderita listeriosis hanya berasas gejalanya. Berikut ini langkah Bunda bisa mengetahui jika menderita listeriosis:
Gejala awal listeriosis pada bumil
Pada ibu hamil, listeriosis biasanya muncul dengan indikasi nan mirip dengan flu namalain jangkitan saluran pernapasan ringan. Gejala awal nan umum adalah:
- Demam nan datang tiba-tiba dan bisa cukup tinggi.
- Nyeri otot nan terasa pegal dan kaku.
- Mual dan muntah.
- Diare nan bisa disertai dengan perut kembung namalain sakit perut.
- Sakit kepala dan rasa capek nan berlebihan.
- Leher kaku namalain nyeri sendi, nan bisa mengindikasikan jangkitan lebih parah.
Gejala-gejala ini mirip dengan penyakit umum, sehingga bisa saja Bunda tidak langsung mencurigai listeriosis. Jika indikasi tersebut terjadi dalam beberapa hari setelah mengonsumsi makanan nan berisiko, Bunda perlu berhati-hati.
Gejala parah (jika jangkitan sudah menyebar)
Jika listeriosis dibiarkan tanpa pengobatan, jangkitan bisa berkembang menjadi lebih parah dan menyerang sistem saraf Bunda. Gejala nan lebih serius dapat meliputi:
- Kebingungan namalain perubahan perilaku.
- Kejang namalain gangguan kesadaran.
- Kesulitan bernapas namalain indikasi pneumonia.
Jika Bunda merasakan gejala-gejala tersebut, segera cari pertolongan medis, lantaran jangkitan nan parah bisa menakut-nakuti keselamatan ibu dan janin.
Bahaya jangkitan listeriosis pada janin
Infeksi listeriosis selama kehamilan bisa sangat berbahaya, terutama bagi janin nan sedang berkembang. Bakteri Listeria monocytogenesdapat menembus plasenta dan menginfeksi janin, nan menyebabkan beragam komplikasi serius. Karena sistem imun ibu mengandung nan sedang beradaptasi, akibat terinfeksi lebih tinggi, dan akibat jangkitan pada janin bisa sangat mengkhawatirkan.
1. Keguguran pada trimester pertama
Pada trimester pertama, organ dan sistem vital janin baru saja mulai berkembang, dan tetap sangat rentan terhadap gangguan. Jika ibu mengandung terinfeksi Listeria, kuman ini bisa menembus plasenta dan mempengaruhi perkembangan janin. Salah satu dampaknya nan paling serius adalah keguguran, terutama pada trimester pertama. Infeksi dapat menghentikan perkembangan janin namalain menyebabkan kegagalan jantung janin, nan akhirnya mengarah pada keguguran.
2. Kelahiran prematur
Listeriosis juga dapat meningkatkan akibat kelahiran prematur, nan berfaedah bayi lahir lebih awal dari nan seharusnya. Infeksi kuman dapat menyebabkan kontraksi awal pada rahim, nan memicu proses persalinan sebelum waktunya. Bayi nan lahir prematur berisiko tinggi mengalami masalah kesehatan, seperti:
- Gangguan pernapasan: Sistem pernapasan bayi mungkin belum cukup matang untuk berfaedah dengan baik.
- Berat badan rendah: Bayi prematur condong mempunyai berat badan nan rendah, nan dapat mempengaruhi perkembangan fisiknya.
- Masalah jangka panjang: Kelahiran prematur dapat menyebabkan gangguan perkembangan, masalah kognitif, namalain masalah penglihatan dan pendengaran.
3. Infeksi serius pada bayi baru lahir
Jika listeriosis menyerang janin lebih lanjut dalam kehamilan dan bayi lahir, ada kemungkinan bayi bakal mengalami jangkitan serius, seperti:
- Sepsis (infeksi darah): Bakteri Listeria bisa menyebar ke seluruh tubuh bayi, menyebabkan sepsis nan bisa menakut-nakuti jiwa.
- Meningitis: Listeriosis dapat menyebabkan peradangan pada selaput otak namalain sumsum tulang belakang (meningitis), nan dapat mengakibatkan kerusakan otak dan gangguan saraf jangka panjang.
- Pneumonia: Bayi bisa mengalami jangkitan paru-paru namalain pneumonia akibat jangkitan ini.
4. Kematian janin dalam kandungan
Infeksi Listeria nan terjadi pada trimester kedua namalain ketiga bisa lebih rawan bagi janin, menyebabkan kematian janin dalam kandungan. Bakteri ini dapat menyebabkan gangguan aliran darah ke janin, menyebabkan kegagalan organ, namalain apalagi menghentikan dengap jantung janin. Dalam beberapa kasus, listeriosis dapat menyebabkan jangkitan parah nan sangat berisiko bagi kelangsungan hidup janin.
5. Pengaruh pada sistem saraf janin
Listeriosis bisa mempengaruhi perkembangan sistem saraf janin. Jika kuman ini menembus plasenta dan menginfeksi janin, dapat menyebabkan masalah neurologis serius, nan mencakup kerusakan otak namalain gangguan perkembangan saraf. Hal ini bisa mengarah pada abnormal lahir, kelainan perkembangan, namalain gangguan pada skill motorik dan kognitif bayi.
Cara mencegah listeriosis selama kehamilan
Ada banyak langkah nan bisa Bunda lakukan untuk mencegah jangkitan ini. Berikut adalah beberapa langkah pencegahan nan dapat membantu Bunda tetap kondusif dan sehat selama kehamilan
-
Pilih makanan nan dimasak dengan matang
Hindari makanan mentah namalain separuh matang. Bakteri Listeria biasanya ditemukan pada makanan nan tidak dimasak dengan sempurna, seperti daging mentah namalain telur separuh matang. Pastikan semua daging, ikan, dan telur dimasak hingga matang sempurna.
Makanan laut: Hindari sushi namalain hidangan laut mentah, lantaran bisa menjadi tempat berkembang biaknya kuman ini.
Steak: Pastikan steak namalain daging lainnya dimasak hingga tidak ada bagian merah muda namalain mentah di dalamnya.
-
Hindari produk susu nan tidak dipasteurisasi
Pastikan Bunda hanya mengonsumsi susu dan produk olahan susu nan telah dipasteurisasi. Keju lunak seperti brie, camembert, namalain keju biru dapat mengandung kuman Listeria jika tidak dipasteurisasi, jadi sebaiknya hindari produk ini selama kehamilan.
-
Cuci buah dan sayuran dengan teliti
Pastikan semua buah dan sayuran nan bakal dimakan dicuci dengan air mengalir untuk menghilangkan kotoran namalain sisa pestisida nan bisa mengandung bakteri. Jika perlu, gunakan cairan pembersih unik untuk sayuran dan buah agar lebih kondusif dari kontaminasi kuman ya Bunda.
-
Jaga kebersihan dapur dan perangkat masak
1. Cuci tangan secara teratur
Selalu cuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah menyiapkan makanan, terutama setelah menyentuh daging mentah.
2. Bersihkan perangkat masak
Setelah memotong daging mentah namalain mengolah makanan, pastikan untuk membersihkan talenan, pisau, dan permukaan lainnya dengan sabun dan air panas.
3. Pisahkan makanan
Jangan campurkan daging mentah dengan makanan lain, seperti buah namalain sayuran nan bakal dimakan langsung. Gunakan talenan terpisah untuk daging mentah dan makanan lain.
-
Simpan makanan dengan benar
Pastikan suhu lemari es Bunda diatur di bawah 5°C untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Jangan simpan makanan terlalu lama, terutama nan mudah lama seperti daging namalain produk susu. Hindari mengonsumsi makanan nan sudah lewat masa kedaluwarsanya, terutama daging olahan dan produk susu.
Kisah bumil nan alami listeriosis selama masa kehamilan
Listeriosis adalah jangkitan nan jarang terjadi, tetapi bisa sangat rawan bagi ibu mengandung dan janin. Meski hanya sedikit nan mengalami, kisah ibu mengandung nan terjangkit listeriosis tetap menjadi pelajaran krusial bagi kita semua.
Salah satunya kisah ibu mengandung asal Spanyol, Brigitte Purcell nan mengalami listeriosis. Ia kudu kehilangan janinya pada usia kandungan 23 minggu. Berawal pada bulan Agustus, Purcell, suaminya Danny, dan putri mereka Delilah pergi ke Prancis untuk menghadiri pernikahan seorang teman. Mereka juga menghabiskan waktu di Tamariu, sebuah kota tepi laut di Spanyol.
Selama tinggal di sana, rupanya sedang terjadi pandemi listeria nan parah di Spanyol nan telah merenggut nyawa lima bayi nan belum lahir. Jenis listeria di Spanyol sangat spesifik. Purcell pun berhati-hati agar tidak terkontaminasi kuman tersebut. Namun, meskipun Purcell sangat berhati-hati, kesempatan dia untuk tertular cukup besar.
Sebelum Purcell terbang kembali ke Selandia Baru pada bulan Oktober, dia mulai merasa "tidak lezat badan". Dia mengalami demam dan pilek serta muntah. Kesehatannya memburuk di pesawat dan dia nyaris pingsan di Bandara Auckland. Keesokan harinya, dia pergi menemui master nan mengira Purcell terkena influenza. Dia dipulangkan dengan kondisi nan sangat buruk.
"Saya terbangun di malam hari, saya tidak bisa bernapas, saya mengalami hiperventilasi dan setiap nyeri otot melumpuhkan saya. Saya tahu ada nan salah," kata Purcell dikutip dari NZ Herald.
Dua hari kemudian, dia dirawat di rumah sakit dan nyaris meninggal. Sejumlah tes darah mengungkapkan Purcell mempunyai listeria monocytogenes dalam darahnya nan mematikan bagi orang tua dan wanita mengandung dengan sistem kekebalan tubuh nan lemah. Begitu masuk ke dalam darah, kuman itu dapat membunuh bayi dalam kandungan.
"Karena saya tidak bisa bernapas, paru-paru saya diperiksa dan seorang perawat bertanya apakah saya mau memandang bayi itu. Saat itulah saya tahu dia sudah meninggal. Dia tidak bergerak. Listeria tidak hanya membunuh Jude (nama anaknya nan meninggal), tetapi juga mematikan tubuh saya. Saya pikir nan saya rasakan adalah dia bergerak, tetapi itu adalah rahim saya nan berkontraksi sebagai reaksi terhadap tubuh saya nan menjadi septik dan bayi nan meninggal seminggu nan lalu. Saya tidak percaya apa nan terjadi," ujarnya.
Purcell terpaksa melahirkan bayinya nan lahir mati. Tidak lama setelah dia minum obat untuk menginduksi kelahiran, organ-organnya meninggal dan dia mulai gemetar tak terkendali. Dia ingat 15 staf resusitasi dewasa bekerja keras untuk menyelamatkannya.
"Saya kudu berjuang untuk Delilah lantaran perihal terburuk adalah meninggalkannya tanpa seorang ibu, itulah nan membikin saya bertahan,” tutupnya.
Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)