ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Menggunakan pompa ASI menjadi jalan pengganti untuk tetap mengASIhi di luar direct breastfeeding. Tetapi, berhati-hatilah ya, Bunda, mengingat ada pengaruh samping pompa ASI manual nan perlu diwaspadai.
Setelah pulang dari rumah sakit, tantangan berikutnya nan cukup menguras daya adalah gimana menghadapi Si Kecil di rumah. Ya, persoalan memenuhi nutrisinya melalui ASI tentunya jadi pekerjaan rumah semua ibu nan sedianya tidaklah mudah dilalui.
Bagi para ibu nan tidak bekerja, menyusui langsung mungkin menjadi perihal nan bisa dilakukan kapan saja di rumah. Permasalahannya, bagi para ibu nan beraktivitas di luar rumah dan berstatus Bunda pekerja tentunya proses mengASIhi dilakukan melalui pemberian ASI perah.
Meskipun tampaknya lebih mudah, penggunaan pompa ASI juga bukan tanpa pengaruh samping ya, Bunda. Sebab, ada juga beberapa pengaruh samping nan mungkin perlu Bunda waspadai.
Manfaat pompa ASI manual
Sebagai perangkat bantu memerah ASI, pompa ASI khususnya manual memang mempunyai deretan kegunaan bagi ibu menyusui. Berikut ini di antaranya ya, Bunda:
1. Kontrol waktu menyusui
Ibu namalain pengasuh dapat membikin agenda untuk menyusui bayi dan mempunyai kontrol lebih terhadap waktu menyusui. Hal ini membikin agenda memompa dan menyusui lebih teratur dan menghemat waktu ibu.
2. Meringankan Bunda pekerja
Ibu nan bekerja dapat memompa ASI sebelum berangkat kerja dan pengasuh dapat memberikan susu botol kepada bayi di siang hari. Pompa ASI juga memberi ibu waktu senggang untuk mengurus keperluan, berjumpa teman, namalain memanjakan diri.
3. Membantu meningkatkan pasokan ASI
Memompa ASI setelah menyusui dapat membantu meningkatkan pasokan ASI. Selain itu, menyimpan persediaan ASI membantu ibu nan menghadapi pasokan ASI rendah untuk memberi makan anak mereka seperti dikutip dari laman Parenting First Cry.
4. Mengatasi kondisi medis
Jika Bunda namalain bayi mempunyai kondisi medis nan mencegah pemberian ASI, memompa ASI dan memberi susu botol bakal sangat membantu.
Hal-hal nan perlu diketahui saat memompa ASI
Memompa ASI bisa menjadi tugas nan susah jika Bunda tidak percaya dengan apa nan Bunda lakukan. Berikut adalah beberapa perihal nan perlu Bunda ketahui saat memompa ASI:
1. Selalu cuci tangan Bunda secara menyeluruh sebelum menyusui.
2. Santai dan jaga pikiran Bunda tetap tenang.
3. Peluk bayi namalain pikirkan mereka.
4. Siapkan pompa ASI.
5. Aktifkan daya hisap pompa ASI secara perlahan silam tingkatkan secara perlahan.
Apa saja pengaruh samping pompa ASI?
Meskipun pompa ASI memungkinkan Bunda untuk memberikan ASI kepada bayinya dengan mudah apalagi saat bayi tidak ada, penggunaan pompa ASI mempunyai pengaruh samping dan kerugian tertentu nan kudu diketahui oleh ibu baru. Berikut adalah beberapa pengaruh samping penggunaan pompa ASI, termasuk metode manual:
1. Dapat mengurangi pasokan ASI
Salah satu pengaruh samping dari memompa ASI secara terus-menerus adalah berkurangnya pasokan ASI. Mekanisme pompa ASI sangat berbeda dengan sistem bayi baru lahir nan menempel pada puting susu Anda dan mengisapnya.
Perlekatan bayi inilah nan merangsang produksi ASI lebih banyak dalam tubuh Bunda. Jika bayi tidak dibiarkan menempel, produksi ASI bakal berkurang.
2. Membekukan ASI bakal menguras nutrisi ASI
Saat bayi menyusu langsung dari ibu, bayi bakal mendapatkan semua nutrisi nan dibutuhkan untuk pertumbuhan nan sehat. Membekukan ASI selama lebih dari tiga bulan, mencairkannya, dan memanaskannya kembali menyebabkan berkurangnya nutrisi krusial dalam ASI.
3. Pompa ASI dapat menyebabkan kerusakan puting dan jaringan payudara
Pompa ASI dapat merusak puting dan jaringan payudara. Pengaturan nan salah dapat menyebabkan rasa sakit nan luar biasa saat memompa. Pompa manual dapat menyebabkan rasa sakit pada tetek dan tangan ibu, lantaran memompa secara manual melelahkan dan melelahkan.
4. Menyusui dengan botol dan tetek membikin bayi bingung
Jika Bunda terus-menerus beranjak antara botol dan menyusui, perihal itu dapat membingungkan bayi. Hal ini disebabkan oleh perbedaan sistem mengisap dalam kedua kasus tersebut.
Bayi mungkin mengisap puting ibu lebih keras, seperti nan dilakukannya dengan botol. Hal ini juga dapat menyebabkan puting ibu terasa nyeri. Hal ini juga dapat terjadi lantaran bayi mungkin tidak dapat menyusu dengan betul saat menyusu langsung lantaran bayi sudah terbiasa menyusu dari botol dengan dot karet.
5. Dapat menyebabkan pembengkakan tetek dan keluarnya ASI berlebihan
Salah satu pengaruh samping pompa ASI elektrik adalah ibu memompa terlalu banyak sehingga mereka dapat menyimpan persediaan ASI dalam jumlah banyak untuk bayi.
Efek samping pompa ASI manual nan perlu diwaspadai
Mengenai penggunaan pompa ASI manual, beberapa pengaruh samping nan mungkin muncul perlu dipertimbangkan ya, Bunda. Berikut ini di antaranya:
1. Memakan waktu
Memompa ASI secara manual menyantap waktu dan memerlukan banyak tenaga dari ibu, tidak seperti menggunakan pompa elektrik nan memompa ASI sendiri.
Saat memompa dengan pompa manual, beberapa ibu merasa tidak dapat memompa kedua tetek sekaligus, dan ini menambah waktu nan dibutuhkan untuk menyelesaikan sesi pemompaan. Jadi, meskipun pilihan manual bisa lebih mudah, Bunda sebenarnya kehilangan kecepatan dan efisiensi proses.
2. Melelahkan
Sebagai akibat dari ketegangan corak nan diperlukan dalam melakukan pemerahan dengan tangan selama sesi, tangan sangat melelahkan bagi beberapa ibu.
Beberapa aktivitas nan diperlukan dapat menyebabkan kelelahan pada tangan, lengan, dan bahu, terlebih lagi jika dilakukan beberapa kali sehari. Oleh lantaran itu, tingkat kebugaran, stamina, namalain corak keterbatasan lain dalam skill corak juga kudu dipertimbangkan seperti dikutip dari laman Promom.
3. Kesulitan menyimpan ASI
Sebagian besar pompa manual hanya memungkinkan Bunda memeras ASI langsung ke dalam botol kecil, wadah, namalain wadah nan dapat menampung ASI hingga 2-8 ons.
Pengemas volume mini nyaman untuk penyimpanan jangka pendek di antara waktu menyusui, tetapi tidak cocok untuk dibekukan dan disimpan di lemari es. Setelah itu, ASI kudu dituang dengan hati-hati ke dalam kantong pembeku nan lebih besar namalain wadah lainnya. Itulah sebabnya tumpahan mudah terjadi selama proses pemindahan, terutama jika menggunakan pompa manual.
4. Tidak untuk pemompaan eksklusif
Waktu nan dibutuhkan ditambah kelelahan nan menyertai penggunaan pompa manual menjadikannya pilihan nan jelek sebagai satu-satunya langkah pemerahan ASI jika Bunda memompa ASI secara eksklusif alih-alih menyusui langsung.
Pompa elektrik nan efisien sangat ideal terutama bagi ibu nan mau memompa ASI beberapa kali sehari selama berbulan-bulan namalain apalagi lebih. Namun, jika pemompaan diperlukan sebagai praktik tambahan namalain jika kebutuhan pemompaan berbudi pekerti sesekali, maka pompa manual dapat berguna.
5. Produksi ASI lebih rendah
Karena keterbatasan daya dan kecepatan memompa, beberapa ibu tidak dapat memperoleh hasil nan sama dalam perihal jumlah ASI nan diproduksi dengan pompa manual seperti pompa elektrik, nan mempunyai pengaturan let-down.
Oleh lantaran itu, mungkin ada saat-saat ketika memasok dalam jumlah nan lebih besar namalain pemompaan eksklusif mungkin diinginkan dan pompa manual mungkin tidak dapat memenuhi semua kebutuhan nan diperlukan selama jangka waktu tersebut.
Semoga informasinya membantu ya, Bunda.
Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)